Random Posts

Selasa, 04 Juli 2017

Share:

Cerita Dewasa Terjebak Di Jurang Kenikmatan Pacar Baruku

Cerita Dewasa Terjebak Di Jurang Kenikmatan Pacar Baruku

Cerita Dewasa Terjebak Di Jurang Kenikmatan Pacar Baruku. Namaku Siska, aku seorang mahasiswi semester akhir di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Bandung. Saat kejadian itu menimpaku, aku sedang duduk di semester 2. Sebenarnya seluruh keluargaku tinggal di kota Jakarta, dan mereka agak keberatan jika aku harus kuliah di luar kota, tapi saat itu aku sudah bertekad untuk belajar hidup mandiri hingga akhirnya mereka mengizinkan aku untuk melanjutkan studi di kota tersebut.

Di Bandung aku tinggal di sebuah kos putri yg letaknya tdk begitu jauh dari kampusku. Aku tinggal bersama seorang temanku yg aku kenal di kampus. Namanya Rosmeri, dia gadis berdarah Sunda asli. Padahal dia bisa saja tinggal di rumahnya yg juga berada di kota Bandung, tp menurutnya dia ingin lebih bisa berkonsentrasi dgn kuliahnya, jadi dia memutuskan untuk tinggal di kos bersamaku.

Rosmeri adalah gadis yg sangat pintar dan juga sopan, begitu sopannya sampai-sampai dia tdk pernah mengenakan pakaian yg seksi atau sedikit terbuka saat bepergian atau berangkat kuliah, padahal menurutku wajah Rosmeri sangat cantik, rambutnya panjang dan hitam dgn kulit tubuh yg putih mulus, layaknya gadis gadis Sunda pada umumnya, sementara postur tubuhnya juga sangat bagus dan proporsional, pinggangnya ramping didukung oleh kedua belah kakinya yg jenjang, apalagi Rosmeri juga memiliki toket yg besar, mungkin dua kali lebih besar daripada toketku. Pokoknya, jika saja Rosmeri mau berdandan dan sedikit mengubah penampilannya, dia bisa menjadi salah satu gadis tercantik di tempat kuliahku.

Untuk memenuhi kebutuhanku agar tdk terlalu mengandalkan uang kiriman dari orang tuaku, aku memutuskan untuk kuliah sambil bekerja paruh waktu di salah satu club billiard yg cukup besar dan eksklusif di kota Bandung. Aku bekerja menjadi salah seorang penjaga meja, sekaligus merangkap pramusaji di club tersebut, kadang kadang aku merasa sangat lelah dan letih, apalagi jika aku harus terpaksa pulang larut malam dari tempat kerja. Tp tdk apalah, yg penting aku bisa mempunyai cukup uang dan dapat memenuhi kebutuhanku sendiri tanpa harus mengandalkan kiriman uang dari orang tuaku, lagipula aku sudah bertekad untuk belajar hidup mandiri.

Hari itu aku sedang bingung, karena besok adalah hari terakhir waktu pembayaran uang semester, padahal kiriman dari orang tua belum juga sampai ke rekeningku, dan saat gajianku masih seminggu lagi, sementara uang tabunganku sudah habis untuk keperluan dan biaya hidupku sehari-hari hingga sore itu aku benar benar pusing memikirkannya. Akhirnya, kuberanikan diri untuk meminjam uang ke club tempat aku bekerja, tp perusahaan tdk dapat mengabulkan permohonanku dgn alasan saat itu tdk ada dana yg tersedia karena seluruh uang yg ada sudah disetorkan ke pemiliknya.

Malam itu, dgn perasaan sedih dan bingung, aku berkemas untuk pulang kembali ke kosku. Saat itu jam kerjaku memang telah selesai. Aku berjalan lunglai dari ruangan karyawan, bingung memikirkan nasibku besok, saat kulihat Rosmeri sudah menungguku di ruang tunggu

“Gimana Sis? Dapat pinjaman uangnya?” tanya Rosmeri

“Nggak bisa Ros.. Nggak apa-apa deh, besok gua minta keringanan aja dari kampus” ujarku dgn nada lemas.

“Elu sendiri, dari mana.? Tumben mampir ke sini?” tambahku sambil melihat ke arah jam tanganku, saat itu sudah hampir jam sepuluh malam, tdk biasanya Rosmeri berani keluar malam-malam, pikirku heran.

“Gua abis dari mall di depan, ngecek ATM, siapa tahu kiriman gua udah sampai, buat nalangin bayaran elu, tp ternyata belum sampai..” ujar Rosmeri dgn nada menyesal.

“Thanks banget untuk usaha lu Ros.” ujarku sambil mengajaknya pulang.

Kami berdua berjalan melewati ruangan billiard. Saat itu di sana masih ada empat orang tamu yg sedang bermain ditemani oleh manajerku, mereka adalah teman-teman dari pemilik club tersebut, jadi walaupun club tersebut sudah tutup, mereka tetap dapat bebas bermain. Aku sempat berpamitan dgn mereka sebelum aku kembali berjalan menuju pintu keluar saat tiba-tiba salah seorang dari mereka memanggilku..

“Sis.., Temenin kita main dong..!” serunya.

“Kita taruhan. Berani nggak?” tambah temannya sambil melambaikan tangannya ke arahku.

Aku tertegun sejenak sambil menatap bengong ke arah mereka. Rupanya mereka sedang berjudi, dan mereka mengajakku untuk bergabung. Wah, boleh juga nih. Siapa tahu menang.., pikirku.

“Taruhannya apa? Saya lagi tdk bawa uang banyak..!” seruku, sementara kulihat Pak Hendra manajerku, berjalan menghampiriku.

“Gampang.., kalau kamu bisa menang, satu game kami bayar lima ratus ribu, tp kalau kamu kalah, nggak perlu bayar, kamu cuma harus buka baju aja, kita main sepuluh game.. Setuju?” seru salah seorang dari mereka.

Aku terkesiap mendengar tantangannya, kulirik Rosmeri yg saat itu sudah berada di depan pintu keluar, dia tampak menggelengkan kepalanya, sambil memberi tanda kepadaku, agar aku cepat-cepat meninggalkan club tersebut.

“Brengsek! Nggak mau..!” ujarku sambil membalikkan tubuhku.

Bisa-bisa aku telanjang kalau dalam sepuluh game itu aku kalah terus, pikirku dgn sebal. Tp tiba-tiba langkahku terhenti saat tangan manajerku menahan pundakku.

“Terima aja Sis, kamu kan lagi butuh uang, lagipula mereka nggak begitu jago kok..!” ujar manajerku berusaha membujuk.

“Tp Pak..!” jawabku dgn nada bingung, sebenarnya aku mulai tertarik untuk memenuhi tantangan mereka, dgn harapan aku bisa memenangkan seluruh game, lagipula aku benar benar membutuhkan uang tersebut.

“Sudahlah.! Kalau kamu bersedia nanti saya kasih tambahan uang, lagipula nggak enak menolak tamu-tamu bos..” ujarnya sambil terus membujukku.

“Oke.. Tp kalau saya kalah terus gimana?” tanyaku kepada mereka.

“Tenang aja, kamu hanya lepas baju aja kok! Kami janji nggak akan berbuat macam macam..!” seru orang yg berada paling dekat dgnku.

“Baik.. Tp janji.. Tdk akan macam macam!” jawabku memastikan perkataan mereka, sementara Rosmeri langsung berjalan menghampiriku.

“Lu udah gila apa Sis..! Gua ngga setuju!” serunya dgn nada marah.

“Tenang aja Ros, elu duduk aja di sana, nungguin gua..! Oke?” ujarku sambil menunjuk ke arah sofa yg berada di pojok ruangan.

“Tp Sis?” ujar Rosmeri dgn wajah ketakutan.

“Udah, nggak apa-apa, elu nggak perlu takut..” sanggahku sambil tersenyum menenangkan hatinya, akhirnya Rosmeri pun berjalan dan duduk di sofa tersebut.

Sudah lima game berjalan, aku menang dua kali dan kalah tiga kali, membuat aku harus menanggalkan jaket, blouse dan celana panjang yg kukenakan hingga saat itu hanya tersisa bra dan CD saja yg masih melekat di tubuhku. Jangan sampai kalah lagi, ujarku dalam hati, dua kali lagi aku kalah, maka aku akan benar-benar Bugil. Pikiranku mulai panik, sementara di pojok ruangan, Rosmeri sudah tampak mulai resah melihat keadaanku.

Tp naas. Udara dingin dari AC di ruangan tersebut membuat aku sulit untuk berkonsentrasi sehingga aku kembali kalah pada game keenam, membuat mereka langsung bersorak riuh, memintaku untuk segera menanggalkan bra yg kukenakan. Aku sudah hampir menangis saat itu, tp mereka terus memaksaku, maka dgn perasaan berat dan malu, akhirnya kulepaskan juga bra yg melekat di tubuhku, membuat toketku langsung mencuat dan terbuka di hadapan mata mereka yg tampak melotot saat memandang tubuh telanjangku.

“Sudah.. Sudah, kita berhenti saja, saya menyerah!” seruku memelas sambil berusaha menutupi tubuh bagian atasku, saat itu aku sudah merasa sangat malu dan tdk lagi berminat untuk meneruskan taruhan itu.

“Nggak bisa..! Perjanjiannya kan sampai kamu telanjang, baru permainannya selesai..!” protes lawan mainku, akhirnya aku hanya bisa menuruti kemauannya.

“Buka.. Buka..!” sorak mereka saat pada game berikutnya aku kembali kalah dan harus melepas CDku.
“Sudah.. Kita batalkan saja taruhannya..!” jeritku sambil meraih pakaianku dan berlari menjauhi mereka, tp salah seorang dari mereka dgn sigap menubrukku dari belakang, membuatku terhempas di atas meja billiard dgn posisi menelungkup dan laki-laki itu menindihku dari atas.

“Lepaskan..!” teriakku kaget sambil meronta dgn sekuat tenaga, tp laki laki itu terus menindihku dgn kuat, membuat aku benar benar tdk bisa bergerak sama sekali, akhirnya aku terkulai lemah tak berdaya sambil terus menangis.

“Pak Hendra..! Tolong saya Pak..!” jeritku sambil menyapukan pandangan mencari manajerku
.
Betapa terkejutnya aku saat kulihat Pak Hendra sedang mendekap tubuh Rosmeri sambil tangannya berusaha melucuti pakaian yg melekat di tubuhnya dibantu oleh tiga orang temannya. Bersamaan dgn itu kurasakan sesuatu mendesak masuk ke dalam liang kemaluanku. Rupanya saat itu laki-laki yg berada di atas tubuhku, sudah akan memperkosaku. Dia menyelipkan batang k0ntolnya dari sela-sela CD yg kukenakan dan terus menekannya dgn keras, membuat batang k0ntolnya makin terhunjam masuk melewati bibir memekku.

“Jangan.. Ouh..!!” jeritku sambil berusaha menahan pahanya dgn kedua tanganku, tp batang k0ntolnya terus melesak masuk, sehingga akhirnya benar-benar terbenam seluruhnya di dalam liang memekku.
“Jangan keluar di dalam, Pak..!” gumamku pelan sambil menahan tubuhku yg berguncang saat laki-laki itu mulai memompaku.
“Oke.. Uh.. Ssh.. Kamu cantik Siska..!” ceracau laki laki itu saat mulai bergerak di dalam tubuhku.
“Ouh.. Hh..!” desahku lirih.

Aku memejamkan mataku, merasakan getaran yg mulai menjalari seluruh tubuhku, saat pemerkosaku menghentakkan tubuhnya dgn makin cepat, membuat aku mulai terangsang saat itu, dan tanpa sadar aku pun ikut menggerakkan pinggulku, berusaha mengimbangi gerakannya.

Aku memang sudah sering melakukan hubungan badan dgn pacarku sejak aku masih duduk di bangku SMU, malah kegadisanku telah terenggut oleh pacarku saat aku masih di kelas satu SMA, dan sejak saat itu kami rutin melakukan aktifitas seks, sampai akhirnya aku pergi melanjutkan studi di Bandung, dan sekarang aku kembali merasakan kenikmatan itu setelah selama satu tahun aku tdk pernah lagi bersetubuh.

“aaahhhhh.. eemmhhh. Ah.” desahku sambil terus menggoyangkan pinggulku.

Sementara di pojok ruangan, kulihat Rosmeri sedang berjuang dgn sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari keempat orang yg sedang menggumulinya. Saat itu keadaan Rosmeri benar benar sudah sangat berantakan, kemeja lengan panjang yg di kenakannya sudah terbuka lebar dan hampir lepas dari tubuhnya, sementara bra yg dikenakannya sudah tampak setengah terbuka hingga membuat satu toketnya menyembul keluar.

“Jangan.. Jangan.. Lepaskan.. Tolong..!” jeritnya keras sambil berusaha meronta dan melawan dgn gigih saat seseorang dari mereka mulai mengangkat rok panjang yg dikenakan oleh Rosmeri.

“Jangan..! Toloong..!” jerit Rosmeri makin keras sambil menendang-nendangkan kedua belah kakinya saat mereka mulai menggeraygi tubuh bagian bawahnya dgn buas.

“Hentikann..! Hentikan.!” teriak Rosmeri putus asa sambil menangis sejadi-jadinya sementara tangannya berusaha menggapai ke arah bawah, mencoba menahan tangan-tangan yg sedang melolosi CDnya, tp gerakannya tertahan oleh tangan Pak Hendra yg saat itu terus mendekap tubuh Rosmeri dari belakang.

Manajerku itu terus memaksanya untuk tetap berada di dalam pangkuannya, sambil sesekali meremas dan mempermainkan puting toket Rosmeri . Beberapa saat kemudian, dua orang dari mereka mengangkat tubuh Rosmeri sambil merenggangkan kedua belah kakinya, sementara Pak Hendra tetap mendekap tubuh Rosmeri sambil mulai mengarahkan batang k0ntolnya ke sela-sela bibir kemaluan temanku itu.

Saat itu keadaan Rosmeri sungguh sangat mengenaskan, pakaian bagian atasnya sudah terbuka dgn lebar, sementara roknya pun telah tersingkap sampai sebatas perutnya, dan aku dapat melihat jelas, saat tubuh Rosmeri tampak menggeliat hebat ketika kedua orang yg mengangkat tubuhnya itu mulai menurunkannya dgn perlahan, membuat batang k0ntol Pak Hendra melesak masuk ke dalam liang memeknya.

“Ough..! Jangaan..!” jerit Rosmeri parau sambil meringis kesakitan ketika memeknya mulai dijejali oleh kemaluan Pak Hendra.

Perlahan, kulihat batang k0ntol itu terus melesak masuk sampai akhirnya lenyap dan terbenam seluruhnya di dalam liang rahim Rosmeri, saat itu tubuh Rosmeri benar-benar telah menyatu dgn tubuh Pak Hendra. Dan Rosmeri tampak mengerang kesakitan sambil menggeliatkan tubuhnya.

“Arghh.. Sakitt.., perihh, lepaskan itu dari tubuhku..!” jerit Rosmeri dgn nafas yg tersengal-sengal, dia masih berusaha meronta, ketika Pak Hendra mulai bergerak di dalam tubuhnya, membuat Rosmeri makin menjerit-jerit kesakitan, sampai akhirnya tubuhnya terkulai lemas tak sadarkan diri di dalam dekapan Pak Hendra.

Pak Hendra masih terus memompa tubuh Rosmeri yg pingsan itu dgn kasar, begitu kasarnya hingga membuat tubuh temanku itu ikut berguncang dgn hebat. Toketnya yg besar tampak menggeletar dan terlempar kesana kemari saat tubuhnya bergerak naik turun, sementara saat itu aku pun masih terus digarap oleh laki-laki yg sedang memperkosaku, sampai akhirnya tubuhku menegang dgn keras.

“Ohh..!” aku mendesah keras saat telah mencapai orgasme, seluruh sumsum di tulangku serasa ditarik keluar ketika aku benar-benar telah mencapai puncak kenikmatan, tp tiba-tiba aku menjadi panik luar biasa saat kurasakan k0ntol laki-laki itu berdenyut keras di dalam liang rahimku.

“Jangan.. Jangan di dalam..! Lepaskan.. Bajingan..!” jeritku putus asa saat kurasakan cairan hangat membanjiri rongga kemaluanku. Laki-laki itu telah menyemburkan cairan spermanya di dalam liang rahimku.

Sesaat kemudian posisinya sudah digantikan oleh temannya, dan aku kembali diperkosa. Sementara di pojok ruangan, Rosmeri pun masih terus digarap oleh mereka, kulihat darah keperawanannya meleleh keluar dari sela-sela bibir memeknya, bercampur dgn cairan sperma, saat seorang dari mereka mulai kembali melesakkan liang memek Rosmeri dgn batang k0ntolnya.

Malam itu, Aku dan Rosmeri menjadi piala bergilir, tubuh kami berdua dikerjai dan diperkosa habis-habisan oleh mereka. Siksaan itu baru berakhir saat waktu sudah menunjukkan jam empat subuh. Kulihat di depanku tertumpuk sejumlah uang pecahan seratus ribu. Kuraih uang tersebut sambil berusaha bangkit dan mengenakan seluruh pakaianku, setelah itu aku berjalan mendekati tubuh Rosmeri yg masih meringkuk di sudut ruangan. Saat itu dia sudah siuman dari pingsannya, dia mengerang kesakitan sambil menangis meratp kegadisannya yg telah terenggut paksa pada malam itu. Kurangkul tubuhnya dan membantunya berjalan pulang..

Sebelum sepuluh tahun yg lalu aku hanyalah anak laki-laki biasa yg senang bermain bola di lapangan yg becek sisa hujan semalam atau berlari-larian mengejar laygan putus sampai ke kebun orang dan dimarahi sang pemilik kebun. Tp kemudian..

“Kak, mandi dulu baru makan!” teriak ibuku dari dapur.

“Ntar ah, lapar nih, Bu!” balasku juga berteriak.

“Kamu sih, main dari mulai pulang sekolah, baru pulang sore-sore begini.” Ibuku mengomel.

Habis mau bagaimana lagi aku suka sekali bermain laygan, apalagi sekarang sedang musimnya, jadi banyak sekali layg-layg yg berterbangan di atas langit sana mengajakku bermain kejar-kejaran dengannya.

“Ntar Mas Tono mau ke sini lho!” ucap ibuku.

“Iya, udah tahu!” balasku.

Mas Tono, pamanku, adalah anak dari kakak perempuan ayahku yg tinggal di sebuah kota di Jawa Tengah yg terkenal dgn candi Borobudurnya, dan di situ pulalah Mas Tono bekerja sebagai seorang tentara berpangkat sersan dua. Tp walaupun tempat tinggal kami berjauhan, keluarga kami dan paman sudah sangat dekat. Dua atau tiga minggu sekali Mas Tono datang berkunjung ke rumah kami di Bandung.

Apabila paman datang aku pasti merasa sangat senang. Mengapa? Karena paman sangat baik, ia selalu mengajakku pergi berbelanja ke supermarket, dia membelikan banyak sekali barang yg kuminta. Ia sangat suka dgn anak kecil. Selain itu Mas Tono belum menikah padahal umurnya sudah hampir kepala tiga. Ia bilang pada ayahku bahwa ia belum siap untuk berumah tangga.

“Joni sini, ada Mas Tono.” panggil ibuku dari ruang tamu.

“Bentar Bu, lagi mandi.” teriakku dari dalam kamar mandi.

Kupercepat mandiku, kubilas seluruh busa-busa sabun yg menempel di badan hingga bersih, kemudian kuambil handuk dan kukeringkan di tubuhku. Lalu aku bergegas masuk kamar. Saat pintu kamar kubuka, ternyata Mas Tono sudah ada di dalam kamar.

“Udah mandinya?” tanyanya.

“Udah, seger banget Mas!” jawabku.

“Sini dibajuin sama Mas Tono.”

“Lepasin dulu handuknya, Jon!”

Kulepaskan handuk dari tubuhku. Paman menatapku dgn pandangan aneh, lurus dan tajam ke arahku, tepatnya tubuhku.

“Mas Tono! Mas Tono!” kupanggil namanya beberapa kali.

Dan seperti bangun dari mimpinya, dgn sedikit terhentak Mas Tono tersadar kembali.

“Oh, mm, kamu ambil bajunya terus bawa ke sini, biar Mas Tono yg pakein.”

Kupilih salah satu t-shirt di dalam lemari, juga kaus dalam, CD, dan celana pendeknya, dan kemudian memberikannya pada Mas Tono. Mas Tono menerimanya dan meletakkan semuanya di atas kasur. Kemudian ia meraih bedak powder di atas meja di samping ranjang.

“Mas itu mah bedaknya ade. Aku kan udah gede udah nggak pake bedak lagi” ucapku saat itu juga.

“Ah, nggak apa-apa kok biar wangi.” jawabnya.

Mas Tono mulai menaburkan bedak dan menggosokkannya dgn rata ke seluruh tubuhku, termasuk pantatku, dan.. k0ntolku.

“Badan kamu bagus, udah besar mau jadi apa? Mau nggak jadi tentara?” tanya pamanku masih sambil menggosok-gosokan bedak di tubuhku.

“Nggak tau ah, gimana entar aja.” jawabku sambil agak ketawa, habis geli banget diraba-raba sama Mas Tono.

“Sebentar yah!” Mas Tono beranjak dari ranjang menuju pintu kamar kemudian menguncinya.

“Kalo kamu jadi tentara nanti badan kamu bakal kebentuk seperti paman. Nih Mas Tono tunjukin badan Mas Tono.”

Paman mulai membuka pakaiannya helai demi helai. Diawali dgn kemeja biru langitnya, lalu kaus singletnya. Wah, badan Mas Tono memang bagus banget, dadanya keren, walaupun tdk begitu besar tp berisi. Perutnya, wah kalau sekarang nih orang bilang six-packs. Lalu Mas Tono mulai membuka celana panjangnya. Di dalamnya terlihat CD-nya yg berwarna putih. Kemudian ia lanjutkan helai terakhir dan, wah.. besar sekali, di sekelilingnya juga ada hamparan bulu-bulu halus yg rapi terpotong pendek.

“Sini coba kamu pegang badan Mas Tono.” pintanya.

“Nah, kalau kamu mau jadi tentara kamu harus banyak olahraga dari sekarang, jadi badan kamu akan terbentuk seperti badan Mas Tono.” Dijelaskannya bagaimana ia bisa memiliki tubuh yg dibanggakannya sambil menuntun tanganku di sekitar dada dan perutnya.

“Ini kamu juga bakal ikut besar.” ucapnya sambil memegang k0ntolku.

“Joni ! Turun dulu!” Mas Tono spontan melepaskan tangannya dari k0ntolku dan kembali memakai pakaian yg tadi dilepasnya saat mendengar teriakan Ibuku dari bawah.

“Iya!” teriakku sambil memakai pakaian yg dari tadi menunggu untuk kukenakan.

Saat malam sambil menonton televisi di ruang keluarga, paman menghampiri dan menaikkanku dalam pangkuannya.

“Kok nggak belajar?” tanyanya memulai percakapan.

“Nggak ada PR” jawabku singkat.

“Belajar kan nggak harus pas ada PR.” ucapnya menasehati. Aku diam saja, tak membalas.

Masih dalam pangkuan Mas Tono, waktu berlalu tanpa berkata sampai mataku akhirnya terpejam kelelahan, terlelap dalam pangkuannya. Tp dalam hening malam itu, aku terusik oleh sesuatu. Tp apa? Aku merasa ada seseorang yg meraba-raba tubuhku. Aku merasa begitu geli. Tp kemudian rabaan-rabaan itu berhenti. Aku ingin membuka mataku.

Sedikit demi sedikit mataku terbuka. Dimana ini? Oh ini kan kamar tamu, pasti tadi Mas Tono menggotongku ke kamarnya karena aku ketiduran. Bola mataku bergerak ke arah kanan dan kulihat samar Mas Tono berdiri di samping ranjang sedang membuka helai demi helai pakaiannya. Setelah semua pakaiannya tanggal dari tubuhnya kemudian ia mengambil sesuatu di dalam tas ransel yg dibawanya. Kemudian paman duduk di ranjang, tepat di sampingku. Segera aku kembali memejamkan mataku, berpura-pura tidur. Tp kemudian..

“Joni.. Joni..!” terdengar paman berbisik di telingaku, membangunkanku. Kubuka mataku pelan-pelan.

“A-apa?” tanyaku berdebar-debar.

“Mas Tono pegal-pegal nih, kamu pijitin sebentar yah!” pintanya.

“Kamu nggak kepanasan? Sini Mas Tono bukain bajunya.” Tanpa mendengar jawabanku, paman langsung melucuti pakaianku satu persatu sampai telanjang sama sepertinya.

Kemudian paman merebahkan tubuhnya, tengkurap di ranjang.

“Kamu pijitin Mas Tono, yah! Kamu duduk di punggung Mas Tono aja biar gampang.” ucapnya. Kuturuti sarannya dan lalu kemudian mulai menggerak-gerakkan jariku di pundaknya.

“Iya di situ Jon, duh enak banget!” ucapnya puas.

Iya Mas Tono enak, nah aku, orang lagi mengantuk malah disuruh mijit. Tak pelak hampir tiap menitnya aku menguap karena mengantuk. Tp kemudian..

“Pantat Mas Tono juga pegel nih, pijit yah!” pintanya lagi.

“Iya.” jawabku singkat. Aku bergeser mundur hingga kudapat posisi terbaik untuk memijat. Dan kembalilah jari-jariku bekerja. Memijat pantatnya yg padat berisi.

“Kok nggak kerasa yah, digigit aja deh!” pintanya.

“Digigit?” tanyaku spontan.

“Iya digigit, tp jangan keras-keras!” jelasnya.

Untuk sejenak aku terdiam. Apa? Aku harus memijat pantat Mas Tono dgn gigiku. Pantat yg berwarna lebih terang dari bagian tubuhnya yg lain itu, dgn mulutku. Namun kemudian aku tersadar kembali oleh suara Mas Tono.

“Ayo dong Jon!” pintanya.

“I-iya.” jawabku.

Kubuka mulutku agak lebar, mendekatkan wajahku sampai akhirnya mendarat di permukaannya. Dan selanjutnya semua berjalan sesuai instruksi.

“Sambil dijilat Jon biar licin!”

“Ah..”

“Disedot juga dong!”

“Nah.. Iya gitu!”

“Terus.. Terus Jon..” ucapnya. Beberapa saat kemudian aku terhentak ketika secara tiba-tiba Mas Tono membalikkan tubuhnya.

“Sekarang yg ini!” katanya sambil menunjuk k0ntolnya.

Karena aku ingin ini segera berakhir, tanpa banyak bertanya langsung saja kulakukan perintahnya. Dan instruksi-instruksi itu pun berlanjut. Aku dapat merasakan k0ntol itu semakin lama semakin membesar. Warnanya pun yg tadinya putih kini memerah. Sampai akhirnya mulutku hanya dapat dimasuki bagian kepalanya saja.

Sementara aku yg semakin mengantuk, mendengar suara desahan-desahan Mas Tono yg kian menderu. Hingga saat dimana kurasakan k0ntolnya menyodok-nyodok masuk ke mulutku dan membanjiri isinya dgn cairan sperma Mas Tono yg hangat. Kemudian Mas Tono menarikku ke dalam dekapannya. Memelukku erat, mencium bibirku sampai lidahnya masuk dan merebut sebagian sperma yg tadi ia berikan padaku. Lalu diciuminya leherku, dielusnya tubuhku, sementara aku telah terlelap dan membisu.

Lima tahun kemudian, lima tahun sebelum hari ini Mas Tono yg sudah empat tahun tak pernah lagi berkunjung karena ditugaskan di luar kota, sore itu di hari Sabtu yg agak kelabu ia datang dgn seragam lengkapnya. Tp kali ini ia datang tdk sendirian, ia datang bersama seorang wanita yg ia akui sebagai istrinya yg baru dinikahinya sekitar satu tahun yg lalu.

Aku yg saat itu masih baru mengerti bahwa kejadian di malam dulu itu bukanlah hanya pijat-memijat biasa, merasa tdk percaya. Mungkinkah Mas Tono tdk seperti yg kupikirkan selama ini. Tp.. aku.. aku telah telanjur ’sakit’..

Kuambil kursi itu dari tempatnya semula. Kemudian kuletakkan tepat di depan pintu. Pintu kamar dimana Mas Tono dan istrinya tidur. Sengaja aku tak tidur sampai lewat tengah malam begini hanya untuk membuktikan sesuatu. Kulihat dari celah udara yg sempit itu dan, kulihat Mas Tono di sana tepat sedang menindih tubuh istrinya. Mas Tono menggerak-gerakkan k0ntolnya keluar masuk memek istrinya sambil tangannya mengelus-elus kedua toket istrinya. Sementara bibirnya sedang menggeraygi bagian leher.

Istri Mas Tono terlihat sangat menikmatinya, terlihat dari erangan-erangannya. Tp tak lama kemudian semua berakhir, Mas Tono sudah berada di puncak dan melepaskan semua spermanya masuk ke dalam memek istrinya. Kuletakkan kembali kursi kembali ke tempatnya. Lalu aku beranjak ke ruang keluarga dan menyalakan TV. Sendiri dalam temaram hanya ada cahaya televisi aku berniat untuk begadang sampai pagi dan mencoba untuk melupakan apa yg baru saja terjadi. Karena jawaban dari pertanyaanku sepertinya sudah terjawab langsung di mataku. Mungkin memang aku yg beranggapan salah..

“Kok belum tidur?” Tiba-tiba saja kudengar suara Mas Tono di sampingku mengagetkanku.
Tp aku diam tdk bisa menjawab. Mas Tono yg datang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek itu membuatku menjadi gagu.

“Tolong pijitin Mas Tono, dong!” Tiba-tiba kalimat itu terdengar lagi setelah sekian lama. Tp aku tetap diam.
“Ayo dong, sebentar aja kok!” lanjutnya.

Kemudian pelan-pelan mulai kuangkat tanganku ke atas pundaknya, lalu menyentuhnya. Tp kemudian aku teringat akan kejadian yg baru saja kulihat. Kali ini dgn cepat kuangkat kembali tanganku dari pundaknya.
“Mas Tono, maaf Joni ngantuk, mau tidur.” ucapku sambil berlalu.

Keesokkan malamnya aku terbangun karena tak kuasa menahan rasa untuk buang air kecil. Lalu dgn sedikit berlari, aku bergegas ke kamar mandi. Kubuka pintunya dan kuperosotkan celana dgn cepat lalu CD dan, ahh.. lega sekali, seperti melepaskan beban. Setelah tetes terakhir kusiram k0ntol dan lubang WC dgn air.

Saat aku balikkan badan, kulihat Mas Tono sudah barada tepat di depan pintu. Langsung kutarik naik CD dan celanaku cepat lalu beranjak pergi.

Aku baru sampai di depan pintu kamarku ketika kurasa tangan itu menahanku dari belakang. Lalu membalikkan tubuhku. Aku tertunduk bisu. Lalu tiba-tiba ia mengangkat tubuhku, menggendongku masuk ke dalam kamarku. Setelah mengunci pintu, diturunkannya aku di tepi ranjang. Kemudian ia mengangkat wajahku yg tertunduk dan mendaratkan bibirnya tepat di bibirku.

Ciuman itu begitu lembut, perlahan tp dapat kurasakan getarannya. Tanpa sadar tubuhku terjatuh di atas ranjang sambil terus berciuman. Lidah kami saling bertemu. Kemudian ia melepaskan pakaianku sambil menikmati ciumanku di bibirnya. Lalu ia mulai menjelajah daerah leherku, dijilatnya leher dan telingaku sampai memerah. Lalu ia bangkit dan membuka T-shirt yg dipakainya.

Setelah bajunya terlepas kuambil inisiatif untuk membuka sendiri celana yg dikenakannya juga CD-nya. Dan terlihat jelas kini apa yg sudah empat tahun tak pernah lagi kulihat. Tubuh itu masih tampak kekar. Sebuah k0ntol berukuran besar yg teracung berwarna kemerahan dan di sekitarnya nampak bulu-bulu halus kini terpampang di depanku. Kujilati k0ntol itu dgn lidahku dari buahnya sampai kepala k0ntolnya. Lalu kulahap masuk ke dalam mulutku. Kugerakkan keluar masuk sambil kumainkan lidahku.

“Oh.. terus ‘Jon!” ucapnya lembut.

Kemudian ia memintaku berhenti dan melepaskan celana dan CD-ku.
“Ternyata kamu udah besar, yah!” ucapnya sambil tersenyum. Lalu dikulumnya k0ntolku sampai memerah.

“Sekarang kamu masukin punya kamu ke sini, yah!” ucapnya sambil bergaya doggy style dan menunjuk lubang analnya. Kumasukkan k0ntolku perlahan, pertama terasa sulit, tp kemudian..

“Ah.. Ah.. Ah! Mas Aku mau keluar, nih!” ucapku dalam gairah. Mas Tono kemudian bangkit dan mengulum k0ntolku hingga..

“Ah..!” erangku.

Spermaku masuk ke dalam mulutnya terus ke tenggorokannya. Tdk berhenti sampai di situ, kemudian ia baringkan tubuh lemasku di atas tubuhnya sehingga pantatku tepat berada di atas k0ntolnya. Kemudian ia masukkan k0ntolnya ke dalam lubangku dgn tangannya. Nikmat sekali. Sampai akhirnya Mas Tono bangkit menyemburkan semuanya di atas wajahku.

Dalam lelah dan kantuk, dgn mata sedikit terbuka kulihat Mas Tono berpakaian dan pergi meninggalkan kamarku, meninggalkan aku dalam dasar jurang yg gelap sampai hari ini..

Share:

Cerita Dewasa Gairah Liar Sigadis Pendiam

Cerita Dewasa Gairah Liar Sigadis Pendiam. ini adalah pertemuan antara kedua insan yg mana masih ada hubungan kekeluargaan. kisahnya bermula pada suatu hari aqu baru selesai mandi sore aqu kaget dan gembira, ternyata yg datang adalah Evita, saudara sepupuku yg kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya sekitar 19 tahun.
“Hai, kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau datang?” kataqu basa-basi.
“Kalau bilang dulu mau nyediain apa..” Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar hilang capeknya. Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya. Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yg penuh dgn gambar telanjang. Dia tersenyum dan berkomentar.

“Bagaimana kalau ada anak-anak yg masuk ke kamar ini”, aqu jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yg telah dewasa.
“Kalau begitu ada gambar yg lebih porno lagi dong..”
“Ada, mau lihat?”
Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku yg kusimpan di dalem lemari pakaianku.
“Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran aja.”
Dgn ragu-ragu ia terima juga foto-foto kategori XX, dan dilihatnya dgn cermat, entah apa yg berkecamuk di dalem hatinya aqu tak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang sekali. Entah karena telah terbiasa, atau karena begitu pandainya ia menyembunyikan perasaannya.
“Gimana, komentar dong.”
“Ada filmnya nggak?”
“Nggak ada, tapi kalau yg asli justru ada”, kataqu sembari bergurau.
“Yg asli mana, coba” aqu terkejut mendengar pernyataannya, sampai-sampai aqu hampir tak bisa menjawabnya.
“Eh, ada tapi itu anu..” aqu jadi gugup, sembari kuarahkan jariku ke arah kemaluanku.
“Tapi apa Mas..”
“Tapi harus ada gantinya, barter gitulah.”
“Tapi kalau yg ini aqu nggak punya”, sembari ujung jarinya menunjukkan kemaluan pada gambar yg ia pegang.
“Yg semacam juga nggak pa-pa”
“Yg bener nih”, sembari tangannya bersiap-siap mau memegang daerah terlarangku yg masih terbungkus celana.
“He-eh bener”, kujawab saja sekenanya, aqu kira hanya gertakan saja dia mau memegang kemaluanku.
Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari luar celana. Aqu tak bisa bilang apa-apa, selain menikmatinya dgn perasaan senang. Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap sembari dalem hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini. Kalau kekasih atau orang lain aqu tak bingung, tetapi ini adalah saudara sepupuku yg sewaktu kecil sering bermain bersama. Tetapi karena ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aqu buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku. Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini.
Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sembari kugeraygi punggungnya, lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya. Sebagai penjajakan saja apa reaksinya. Ternyata ia diam saja, bahkan semakin keras memegang selangkanganku. Terus kuciumi bibirnya sampai nafasnya memburu. Kubuka kausnya, dan aqu melihat kulit badan yg tak pernah terkena matahari itu demikian menimbulkan birahiku. Kubuka BH-nya dan tambah kagum aqu atas keindahannya. Kuelus buah dadanya yg kenyal dan sekali-kali kupencet putingnya yg membuat nafasnya makin memburu. Begitu aqu berusaha mencium buah dadanya, ia mundur sembari menarik tanganku ke arah tempat tidur.
Dalem keadaan telentang tampaknya ia telah siap menerima tindakanku berikutnya, buah dadanya yg menantang bergelantungan. Sebelum aqu mendekatkan diri, aqu melepaskan pakaianku hingga tuntas, sehingga gagang kejantananku yg telah membesar tergantung-gantung mengikuti gerak dan langkahku. Bersamaan dgn itu ia melepaskan juga pembungkus badannya yg masih tersisa, sehingga kita benar-benar telah telanjang bulat.
Badannya benar-benar mulus, tak ada cacat, buah dadanya sedang, masih kencang, puting susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya ramping, lipatan kecil di perutnya menunjukkan belum begitu banyak lemak di situ, pinggulnya sedang, rambut kemaluannya tipis, sehingga bibir kemaluannya yg mengatup dgn rapi terlihat begitu indahnya.
Ia raih gagang kemaluanku, dan aqu mendekatkan diri sehingga mudah baginya untuk mengulum dan menjilati gagang kejantananku. Sementara tanganku tanpa kusadari telah meraih bibir kemaluannya yg telah basah. Kuelus-elus bibir kemaluannya sembari kucari dan sesekali kusentuh klitorisnya. Dan kumasukkan jari tengahnya menggapai dasar kemaluannya.
“Jilat kepalanya”, aqu berbisik kepadanya.
Dgn sigapnya ia segera tahu maksudku. Ia segera mulai menjilati kepala kemaluanku yg semakin membesar saja dan mengkilap oleh jilatan. Rasa geli dan nikmat bercampur jadi satu. Birahiku benar-benar telah sampai di ujung, ingin segera mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke dalem lubang senggamanya. Tetapi nanti dulu, kuciumi dulu badan Evita, dari mulai bibir, telinga, leher, buah dada, perut dan lubang kewanitaannya. Kujilat-jilat klitorisnya yg membuat dia menggelinjang ke kanan kiri tak karuan, pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aqu mempunyai ruang yg baik untuk melaqukan kegiatanku menjilati klitorisnya yg sekilas kulihat semakin bengkak dan merah.
Sampai suatu waktu badannya makin menegang sembari berteriak menyebutkan sesuatu yg tak jelas, bersamaan dgn itu membanjirlah cairan bening dari lubang kewanitaannya.
“Aqu sampai Mas, aqu sampai Mas..” begitulah ucapan yg kutangkap dgn nafas terengah-engah.
Kemudian kuambil posisi untuk menyebadaninya, kemaluanku yg telah tegang dan membesar di ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang kewanitaannya. Dgn bimbingan tangannya, kumasukkan kemaluanku sampai habis tertelan oleh lubang kenikmatannya. Kembali ia mengerang, sembari memelukku dgn keras. Sejenak kudiamkan saja gagang kejantananku di dalem. Kurasakan pijitan lubang kewanitaannya sangat membuatku semakin nikmat. Gagang kejantananku masih kudiamkan terendam di situ. Evita mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, sampai kusentuh dasar kemaluannya yg terasa seperti benjolan yg semakin keras menyentuh-nyentuh kepala kemaluanku. Semakin nikmat rasanya, sehingga aqu sendiri tak tahan lagi dgn gesekan dan pijitan dari lubang senggamanya sehingga otot-otot pada badanku menegang dan bersamaan dgn itu, tanpa kusadari keluar maniku membasahi dan menghangatkan dasar kemaluannya. Kurasakan Evita lagi-lagi mencapai orgasme.
Kali ini lebih panjang erangannya, semakin kuat ia memelukku dan gerakan badannya semakin tak teratur. Kutancapkan dalem-dalem kemaluanku, hingga kita saling berpelukan. Beberapa detik kemudian kita terkulai. Aqu masih belum ingin mencabut kemaluanku yg bersarang dgn damai di lubang sorganya. Kubalik badanku sehingga ia menjadi menindihku. Evita benar-benar puas dan sangat-sangat kelelahan. Beberapa menit kemudian ia telah tertidur dgn pulas. Kemaluanku yg telah melemah masih berada di dalem lubang kewanitaannya.
Aqu pun tertidur, dgn perasaan lega. Tengah malam kita bangun dan bermain lagi sampai puas. Tiap bangun bermain lagi. Sampai akhirnya kita benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi. Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia makanan instan. Sehingga hari itu kita bisa melaqukan dgn sepuas-puasnya, dan kita merasa tak perlu lagi memakai pakaian di dalem rumah. Memasak air, menyapu mencuci piring selalu diselingi dgn adegan percintaan. Sampai sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya melanjutkan kuliahnya. Sejak waktu itu ia sering ke kotaqu. Sampai ia mempunyai kekasih dan menikah.


Share:

Cerita Dewasa Sensai Nikmat Sex Istriku saat Reuni

Cerita Dewasa Sensasi Nikmat Reuni Sex Istriku

Cerita Dewasa Sensasi Nikmat Reuni Sex Istriku. Bulan puasa ini jadi teringat dengan salah satu kejadian masa lalu dengan mantan istri. Sebulan sebelum puasa, istriku dengan teman-temannya dari SMU dulu mau mengadakan reuni setelah lebaran. Otamatis istriku dan teman-temannya yang masih bertempat tinggal di Jogja ketiban jatah jadi panitia. Rencana acara reuni itu akan diadakan di daerah lereng merapi, acaranya outbond dan semacamnya.

Istriku kebagian jadi seksi keuangan. Sebenarnya istriku ini satu sekolah dengan mantan suaminya, jadi otomatis mereka pasti ketemu di acara meeting panitia apalagi nanti pas hari H. Tapi hari pertama pembentukan pantia, mantan suaminya memang hadir, tapi pada acara meeting-meeting berikutnya sudah tidak muncul lagi.
Acara reuni ini dilaksanakan setelah lebaran 2014, pas hari sabtu. Kebetulan mendekati akhir bulan, jadi sebagai romusha, aq terpaksa kerja rodi di kantor. Walau tidak seharian penuh. Istriku harus berangkat pag-pagi sekitar jam 6, istriku dijemput sama Dodi temannya yang sekaligus juga salah satu panitia acara reuni itu. Aq dikenalin sama dia pas meeting panitia waktu buka bersama. Tadinya aq yang diminta nganter ke lokasi, tapi berhubung atasanku lagi kumat, ya terpaksa nggak bisa nganter.
Jam 12 siang kerjaanku dah kelar. Hari sabtu aq males kalao ke lapangan. Tanpa diketaui atasanku, aq keluar dari kantor, cabut alias kabur. Tadi malam sebenarnya aq dah janjian sama temen yang punya bengkel variasi mobil. Namanya Indra.
20 menit kemudian aq sudah sampai tempat Indra, langsung ketemu orangnya. Setelah dipersilahkan masuk, aq dikasih minuman dingin sama pegawainya, seorang wanita lumayan manis. Lalu aq diajak ke ruang tengah bengkel yang ruangannya cukup luas. Diruangan inilah aq melihat sebuah mobil yang beberapa bulan lalu aq masukkan ke bengkel ini, sebuah vw combi jerman tahun 70an.
Beberapa bulan yang lalu waktu aq masukkin kesini, kondisinya sungguh menyedihkan. Tapi sekarang, berkat sentuhan tangan-tangan kreatif di bengkel ini, mobil yang menyedihkan itu berubah jadi mobil yang cantik. Untuk warna nggak usah aq sebutin ya, nanti ke gep sama mas bro di jalan. Hehehehehe… yang penting warnanya ngejereng, cukup elgan dari exteriornya.
Dari sisi interior, seperti yang aq inginkan, tak kalah dengan mobil macam alphard, elgrand dan lain-lain. Aq sengaja tutupin soal ini dari istriku, soalnya buat kejutan, karena mobil macam ini impian kami berdua, sebuah mobil keluarga unik dan antik.
Aq langsung test drive diseputaran bengkel itu. Kata Dodi masih ada beberapa yang perlu di finishing, tapi sekarang pun sudah bisa buat jalan. Aq tanya berapa lama lagi finishingnya. Irfan menjawab belum tau, karena bahannya harus order dulu dari jakarta. Untungnya ni mobil sudah bisa aq bawa hehehe… Aq ajak Irfan makan siang sebagai ucapan terima kasih, tapi tentunya diluar biaya bengkel lah. Cuma sekedar terima kasih karena yang dikerjakan sesuai dengan harapanku, tak lupa aq minta Dodi ajak pegawainya yang manis tadi hehehe… Sama Irfan langsung di kasih peringatan jangan macam-macam sama dia. Eh ternyata usut punya usut ni cewek sepupu istrinya, hadehh ya hilang deh niat usilnya.
Usai makan siang bersma mereka aq langsung bawa kabur si VW combi. Sedang si civic bongsor aq titipin ke Irfan dulu. Mumpung ada barang baru, yang lama sementara ditinggalin hehehe…
Waktu sudah menujukkan pukul 1 siang. Kata istriku, minta dijemput sekitar jam 2. Langsung saja aq bergegas menuju lereng merapi, sambil nyobain kemampuan ni mr.combi. Ternyata lumayan tangguh juga untuk menjelajah pegunungan. Aq sudah sms istriku, mau dijemput jam berapa kok belum ada kabar. Sampai aq sudah dekat lokasi mereka outbond belum juga ada jawaban. Ya aq langsung saja menuju lokasi.
Sampainya di sana aq langsung parkirkan mr.combi di tempat paling ujung yang jauh dari pintu masuk. Ternyata disujung tempat kuparkirkan mr.combi ada mobil Dodi, langsung saja aq tempatin disebelah kanannya yang emang kosong. Aq sengaja tidak turun dari mobil, aq mau menikmati fasilitas yang ada dalam mobil VW combiku, mumpung belum ada yang ganngu, dan aq pun segera pindah ke bagian belakang mobilku. Owh iya, kaca mobil combiku ini hitam 90%. Lalu iseng aq main game, nonton tv, dan sebagainya di bagian belakang mobilku. Baru sekitar setengah jam aq main game, tak sengaja aq melihat istriku jalan bersama Dodi ke arah parkiran mobil. Pasti mau menuju mobil Dodi.
Aq lihat istriku sudah mengenakan jilbabnya, bajunya basah. Jadi baju putihnya yang agak ketat semakin ketat dan ngecap. Bawahan istriku mengenakan leging warna hitam. Daleman BH warna ungu semakin jelas terpampang di balik bajunya. Mereka tampak bergandengan tangan, awasaja nanti. Ternyata si Dodi juga basah kuyup. Mungkin saja permainan outbond mereka yang bikin basah. Mereka berdua tentunya tidak tau aq berada di dalam mobil combiku dan istriku pun belum pernah tau soal mobil combi ini.
Sesampainya di mobil grand livina Dodi, rupanya mereka mau ambil baju ganti. Dengan baju basah dan ketat ini, lekuk tubuh istriku pun sangat jelas terlihat seksi. Terlihat kadang-kadang Dodi dengan sengaja mencolek-colek tubuh istriku. Saat istriku mengambil tas yang berisi pakain gantinya, Dodi memeluk istriku dari belakang. Hal yang tak aq duga sebelumnya. Istriku yang dipeluk pun terkejut, tapi segera bisa menguasai keadaan. Istriku berbalik badan, kayaknya sambil berbicara sesuatu. Apa yang mereka lakukan tidak bisa terlihat dari pos gerbang masuk outbond, karena parkirannya paling ujung dan ketutupan mobil combiku dan beberapa mobil lainnya.
Istriku berbalik badan dan langsung berahadapan uka dengan Dodi. Aq kira istriku mau nampar si Dodi, tapi ternyata tidak. Dari expresi matanya, istriku sudah mulai terangsang. Dodi menciumi bibir istriku, walau gelagepan kayaknya istriku bisa mengimbangi. Terlihat si Dodi sudah sangat bernafsu sekali. Mereka berdua bercumbu dengan bebas di parkiran, dan di luar mobil.
Aq yang melihat dari jarak yang sekitar 2 meter, tapi tanpa mereka ketahui, mau tidak mau jadi mupeng. Tanpa di komando, kemaluanku mulai bangun. Diantara cemburu, marah, dan gairah. Aq mau samperin mereka berdua, tapi aq lihat istriku seperti mulai menikmatinya. Niatku tadi kurungkan, tapi aq khawatir jika ada yang melihat aksi mereka berdua. Dodi lalu membuka pintu mobilnya, jadi dari luar bisa terlihat bening. Sebelum masuk mobil, Dodi melepas celana pendeknya. Di dalam mobil, Dodi melepas pakaian istriku.
Pakaian istriku entah kemana aq tak melihatnya. Tang aq lihat dari balik kaca gelap mr combi adalah istriku yang sudah bugil. Tubuh bohaynya berada dalam dekapan Dodi. Dodi pun sudah bugil. Dengan kursi yang setengah di posisi direbahkan, Dodi menikmati tubuh bohay istriku. Pertama dia memainkan toket istriku yang montok, Dodi melahap denganrakusnya. Saat Dodi memainkan toketnya, istriku merengkuh rambut Dodi, kadang dia menjambaknya. Pastinya istriku kegelian dan keenakan.
Dodi nampak tidak memberi kesempatan pada istriku pegang kendali. Dia menyerang dengan nafsu yang menggebiu-gebu. Walau tidak terlihat jelas dari sini, aq dapat melihat istriku rebah dangan kedua kakinya mengangkang di jok. Dodi yang sudah keburu nafsu di ubun-ubun aq lihat langsung memasukkan batang k0ntolnya ke lubang kemaluan istriku. Kulihat istriku menutup mulutnya dengan tangan, dan tubuh istriku sedikit tersentak.
Dodi langsung mengocok batang penisnya yang di dalam lubang kemaluan istriku dengan semangat dan kecepatan tinggi. Aq yang sudah tau kelemahan istriku sudah bisa menduga jika diserang begitu, dia pasti akan kelojotan. Benar saja, kulihat istriku mengelinjang-gelinjang di bawah tubuh Dodi. Hampir 10 menit kocokkan Dodi sama sekali tidak menurunkan kecepatannya. Aq menduga pasti istriku sudah meraih orgasme berkali-kali.
Hingga satu waktu aq lihat tubuh Dodi mengejang hebat dan buru-buru mencabut batang penisnya dari lubang kemaluan istriku. Aq tau pasti dia menyemburkan diatas tubuh istriku. Kemudian Dodi terduduk di jok sebelah istriku. Sesaat kemudian istriku bangkit, ambil baju basahnya tadi untuk melap tubuhnya. Mereka tampak ngobrol sebentar, sesekali Dodi mencium bibir istriku. Aq yang melihat dengan tegang dan campur aduk, mulai sedikit turun tensi.
Lama kelamaan ciuman mereka berdua kembali panas. Kembali Dodi mencumbu tubuh istriku yang masih dalam keadaan bugil. Mungkin karena masih terpengaruh gairah yang tadi belum tuntas atau karena emang istriku mudah terangsang, jadinya istriku mulai kayak cacing kepanasan. Cumbuan Dodi tak berlangsung lama, dia menyuruh istriku yang menghadap kebelakang dan berpegangan pada jok, nampak terlihat expresinya yang kenikmatan dan sepertinya mulutnya mengerang-ngerang.
Saat itu suasana parkiran masih terlihat sangat sepi. Penjaga hanya ada diujung gerbang, itu pun aq sudah tidak melihat mereka lagi. Sama seperti ronde pertama, kocokkan Dodi berlangsung dalam kecepatan tinggi. Sekitar lima menit kemudian, Dodi berhenti dan mencabut batang penisnya dari lubang kemaluan istriku. Tubuh istriku berbalik menghadap Dodi, lalu yang terjadi adalah Dodi menjepitkan batang Penisnya di tengah-tengah toket istriku. Kemudian dia menggesek-gesekkan penis teresbut naik turun.
Beberapa menit kemudian aq melihat tubuh Dodi mengejang hebat dan berjenti bergerak. Aq yakin Dodi pasti sudah ngecrot. Selanjutnya dia turun, duduk disebelah istriku lagi. Kali ini Dodi yang mebersihkan tubuh istriku dari sisa-sisa pejuhnya dengan kain dan tisu. Setelah dirasa bersih dan beres, mereka kembali berpakaian rapi, tentunya dengan pakaian yang berganti.
Kemudian mereka berdua keluar dari mobilnya dan menuju tempat teman-teman mereka mengadakan acara. Tentu saja mereka tidak meyadari akan kehadiranku di dalam mobil di sebelah mobil tempat mereka ngentot tadi. Untungnya aq setiap kemana aja selalu membawa alat-alat detektif, tapi kali ini aq cuma bawa bolpoint dengan spycam aja, tapi sudah cukup lumayan bisa merekam aksi mereka. Buat jaga-jaga jika istriku mengelak atau tidak mau cerita.
Aq kembali sibuk dengan fasilitas yang ada di movbil combiku. Tiba-tiba hp ku berdering, sms dari istriku. Dia membalas smsku tadi. ‘mama masih banyak acara ternyata Pa, mungkin Mama pulangnya agak sorean. Nanti biar di antar Dodi lagi aja Pa..’ Aq mebalas ‘ ya udah ati-ati Mama disana’. Tapi entah kenapa, aq tidak segera menggerakkan mobil combiku menjauh dari lokasi reuni. Aq sengaja menunggu sampai acara kelar, sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi. Naluri detektifku kuat mengatakan itu.
Setelah hampir satu setengah jam menunggu, tampak acara reuni sudah mulai bubaran. Ini belum terbilang sore masih agak siang. Tampak istriku dan Dodi dalam rombongan bubar yang pertama. Mereka berdua naik mobil, kemudian meninggalkan likasi reuni. Aq pun segera buru-buru menjalankan mobilku membuntutui mereka, tentu saja dari jarak yang aman.
Di jalan kaliurang, mobil Dodi belok masuk ke area hotel yang dulu sering aq dan istriku chek in waktu masih pacaran. Aq pun sudah menebak yang akan terjadi. Aq tidak memperdulikan mereka lagi, mobil combiku aq lajukan meuju ke kota Jogja lagi. Dalam perjalanan aq menelpon Indra, minta tolong si bongsor yang aq titipkan di sana agar supaya diantar kerumah. Ternyata Indra sendiri yang akan mengantar kerumahku. SESAMPAI esampai dirumah ternyata Indra tiba lebih dulu. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar dengan ibu mertuaku, aq pamit mau mengantar Indra, Kali ini aq parkirkan si mr.combi di depan rumah, tidak aq masukkan ke garasi, tentu saja ada maksud tertentu, bukan untuk pamer lhoo.
Aq mengantar Indra kerumahnya, tapi aq sambil ajak dia nongkrong dulu di tempat kami biasa santai, sebuah angkringan yang dikemas menarik untuk sebuah tempat tongkrongan buat muda atau yang agak berumur, kalau kami kan diantara keduanya hehe… Indra menelfon istrinya agar datang ketempat kami nongkrong. Sekitar 15 menit kemudian istri Indra datang, seorang perempuan seumuran istriku dengan body tinggi semampai. Ditempat ini kami ngbrol sana sini, membahas mobil combiku salah satunya. Dia bilang kalau kesulitan mendatangkan beberapa bahan yang diperlukan untuk finishing seperti yang aq mau. Dia bilang hanya ada bahannya di bandung atau di jakarta.
Singkat cerita. Aq asyik banget dengan Indra, sampai aq lupa apa yang terjadi tadi ditempat reuni istriku dan apa yang istriku lakukan. Sekitar jam lima sore, ada sms dari istriku, rupanya istriku sudah sampai dirumah. Aq bilang aja baru ditempat Indra. 30 menit kemudian aq baru pulang kerumah.
Sampainya dirumah, aq langsung mandi. Istriku menyiapkan makan malam buat kami. Dari gelagatnya dia tampak gugup, aq bersikap biasa saja, seolah tidak tau yang terjadi. Usai makan malam, istriku mendapat telfon, kemungkinan Dodi. Istriku dengan gugup menjawab tidak bisa datang. Tanpa menunggu obralan lebih lama, istriku menutup telfonnya.
Tak seperti biasanya, usai makan malam, istriku langsung masu kamar. Katanya pamit karena capek, tapi fillingku tidak berkata demikian. Tapi ibu mertuaku percaya aja.
Setelah ngobrol sebentar soal mobil combi dengan ibu mertua, aq pun masuk kamar. Di dalam kamar istriku sudah menunggu dengan berpakaian seksi seperti biasanya. Tapi wajahnya sedikit ragu, takut, bimbang, dan bingung. Dia bertanya,
Istri: Papa beli mobil baru ya?
Aq: Nggak baru kan mamaliat sendiri, itu mobil tua… (aq berusaha senormal mungkin, sambil bercanda)
Istri: Tuh Papa malah bercanda kan? sejak kapan papa beli mobilnya?
Aq lalu menjelaskan soal mobil combi ke istriku. Aq jelaskan sedetail-detailnya. Kemudian istriku bertanya lagi.
Istri: Papa sudah pakai mobilnya sejak kapan
Aq: baru tadi siang Ma… – cerita sex selingkuh –
Istri: jadi Papa datang ke lokasi reuni Mama kan? jangan boong Pa….
Aq: Iya Ma… (sambil nyengir) – kisah selingkuh terbaru –
Istriku semakin gugup saat mendengar pengakuanku. Dengan air mata berlinang dia meminta maaf atas apa yang terjadi tadi. Aq pun bersikap biasa, kudekati istriku. Seperti biasa, kupeluk dia dengan mesra. Kami ngobrol tentang apa yang terjadi tadi siang. Dia mau tidak mau jujur akan semua, karena bukti dan aq lihat sendiri.
Dari pengakuan istriku, Dodi dari jaman sekolah dulu emang suka padanya. Tapi tak pernah kesampaian, karena istriku emang tidak menyukainya. Tapi Dodi suka curi-curi kesempatan kasih perhatian ke istriku, sampai sekarang pun masih.
Saat dolokasi reuni, Dodi yang dari pagi emang menjemput istriku berlahak sok jadi pasangan istriku. Sampai-sampai mereka digodain jadian beneran, selingkuhan. Emang bener sih… Dilokasi reuni mereka selalu berdua. Apa-apa selalu berdua.
Di acara reuni tadi diadakan acara yang mengahruskan masing-masing berpasangan, otomatis istriku dan Dodi berpasangan. Apalagi saat main dikolam, katanya Dodi berani pegang-pegang area terlarang istriku. Kata istriku pula, ide untuk mampir di hotel di jalan kaliurang adalah ide istriku, tapi karena Dodi merajuk terus sepanjang jalan. Tapi yang nentuin hotel adalah istriku, katanya biar nostalgia terkenang denganku waktu berpacaran dulu. Didalam hotel tersebut, mereka ngentot sampai 2 kali. Istriku kalau sudah terbawa suasana emang kumat binalnya.
Kata istriku selama di kamar hotel, yang memegang kendali di Dodi terus. Kata Dodi akhirnya setelah sekian lama, bisa menikmati tubuh istriku. Permainan Dodi sebeenarnya cuma sebentar, tapi bisa on lebih cepat dari aq kata istriku. Walaupun sebernarnya mulanya tidak terlalu menikmati, karena Dodi pembawaanya memang bernafsu dan tidak grusa grusu, istriku pun terhanyut juga. Dia sebenranya ragu karena ini diluar sepengetahuanku sebagai suaminya.
Dalam perjalana pulang tadi, Dodi ngajak ketemuan lagi dengan istriku. Tapi dengan alasan ketemu dengan teman-teman yang dari luar kota. Beberapa teman mereka emang ada yang sengaja datang kejogja hanya untuk acara reuni, dan mereka pun bukan asli jogja. Mereka otomatis menginapnya di home stay milik salah seorang teman istriku juga. Istriku menolak ajakan Dodi. Dan saat Dodi nelfon barusan tadi, istriku pun tidak menjawabnya. Aq tanya kenapa nggak dijawab. Istriku bilang nggak enak sama aq, sebagai suaminya dan mama nya, masak ada suaminya dirumah kok malah ditinggal keluyuran sama laki-laki lain. Akhirnya aq bilang ke istriku, sanggup untuk mengantarnya.


Share:

Cerita Dewasa Aku Keperawananku Saat Aku masih SMP


Cerita Dewasa Aku Relakan Keperawananku Saat Aku Masih Smp



Cerita Dewasa Aku Relakan Keperawananku Saat Aku Masih Smp.ini adalah cerita nyata pengalamanku beberapa tahun yang lalu. Pengalaman sex pertama yang tak kuduga yang terjadi ketika aq masih duduk di bangku sekolah SMP.

Sex pertamaku itu kualami bersama teman ayahku yang bernama Om Ajie. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan om Ajie, om ajie sudah di anggap seperti saudara sendiri di rumahku. Om Ajie orangnya ganteng dan usianya ketika itu sekitar 27 thn. Selain ganteng om Ajie memiliki tubuh tinggi tegap, dengan bentuk dada yang bidang.
Awal mula kejadian ini ketika liburan semester, waktu itu ayah dan ibuku harus pergi ke jombang karena ada sodara yang menikah. Karena kami dan om Ajie sudah cukup dekat, maka aq minta kepada ayah dan ibuku untuk menginap saja di rumah om Ajie yang tidak jauh dari rumahku selama empat hari itu.
Om ajie sudah beristri, tapi belum punya anak. Istri om Aji seorang karyawan di perusahaan swasta, sedangkan om Ajie belum punya pekerjaan tetap. Om Ajie adalah seorang makelar mobil. Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda ria, setelah istri om Ajie pergi ke kantor.
Om Ajie sendiri karena katanya belum ada orderan untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah sambil menunggu telepon kalau-kalau ada langganannya yang mau mencari mobil. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain permainan seperti monopoli, atau main kartu, karena om Ajie orangnya sangat pandai bergaul dengan siapa saja.
Pada suatu siang, setelah kami makan siang, tiba-tiba om Ajie berkata kepadaku
“Ma.. kita main dokter-dokteran yuk.., sekalian Salma, om periksa beneran, mumpung gratis”
Memang kata ayah dulu om Ajie Pernah kuliah di kedokteran, namun putus di tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya kuliah.
“Ayuukk..” sambutku polos tanpa curiga.
Kemudian om Ajie mengajakku ke kamarnya, lalu om ajie mengambil sesuatu dari dalam lemarinya, rupanya om Ajie mengambi stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya waktu kuliah di kedokteran dulu.
“Nah sekarang kamu buka baju deh, terus tiduran di tempat tidur.”
Mulanya aq agak ragu-ragu. Tapi melihat wajahnya yang bersungguh-sungguh akhirnya aq menurutinya.
“Iya om” kataku, lalu kubuka bajuku, dan mulai hendak berbaring.
Namun om Ajie bilang,
“Lho.. BH nya sekalian dilepas dong.., bia om gampang periksanya
Aq yang waktu masih polus, dengan lugunya aq melepas BH ku, sehingga kini terlihat toketku yang masih mengkel.
“Wah.., kamu bener-bener canti Ma..” kata om Ajie.
Kulihat mata om Ajie tak berkedip melihat toketku, dan aq hanya tertunduk malu.
Setelah aq tidur terlentang di tempat tidur, dengan hanya mengenakan rok mini saja, om Ajie mulai memeriksaku. Ditempelkannya stetoskop itu didadaku, terasa dingin, lalu om Ajie menyuruhku bernafas beberapa kali, setelah itu om Ajie melepas stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum kepadaku, tengan om Ajie menyentuh lenganku, lalu mengelus-elus dengan halus.
“Wahh.. kulit kamu bener-bener halus ya, Ma.. kamu pasti rajin perawatan” katanya. Aq diam aja, aq hanya merasakan sentuhan dan elusan halus om Ajie.
Kemudian elusan itu itu bergeser ke pundakku. Setelah itu tangan om Ajie bergeser ke bawah mengelus perutku. Aq hanya diam aja merasakan perutku di elus-elusnya, sentuhan om Ajie bener-bener terasa halus, dan lama kelamaan terus terang aq mulai jadi agak terangsang oleh sentuhan tangan om Ajie, sampai bulu-bulu tanganku merinding di buatnya.
Lalu om ajie menaikkan elusanya ke pangkal bawah toketku yang masih mengkel itu, mengelus memutarinya, lalu mengelus toketku. Ihh.., baru pertama ini aq merasakan yang seperti itu, rasanya lembut, halus, dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tak lama kemudian, om Ajie menghentikan elusannya. Dan aq kira… yah, hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian om Ajie bergerak ke arah kakiku.
“Nah.. sekarang om Ajie mau periksa bagian bawah ya…” katanya.
Setelah dielus-elus seperti tadi yang terus terang membuat aq agak terangsang, aq hanya bisa menangguk pelan saja. Saat itu aq masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba om Ajie melorotkan CD ku. Tentu saja aq sangat terkejut.
“Lho.., om kok CD Salma dilepas..?” kataku dengan gugup.
“Khan mau diperiksa.., pokoknya Salma tenang aja… dijamin aman” katanya dengan lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum om Ajie penuh maksud tersembunyi.
Tapi waktu itu aq sudah tak bisa berbuat apa-apa.
Stelah CD ku dilepas oleh om Ajie, om Ajie duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkdedip melihat memekku yang mungil, dengan bulu-bulu lembut dan tipis.
Lalu keduaku diangkat dinaikkan ke pahanya, sehinnga pahaku meumpang di atas paha om Ajie. Lalu om Ajie mulai mengelus betisku, lembut dan halus sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan meraba bagian paha atasku, lalu ke paha bagian dalam. Hiii…, aq jadi merinding berat rasanya
“Ooommhh..” suaraku lirih.
“Tenang Salma sayang.., pokonya nanti kamu akan merasa nikmat..” katanya sambil tersenyum.
Om Ajie mengelus halus selangkanganku, perasaanku makin tak karuan rasanya.
Lalu, dengan jari telunjuknya, om Ajie menggesekkan ke bibir memekku dari bawah ke atas.
“Aaghhh..Oommm..” jeritku lirih.
“Ssstt..hmm.. enak.. kan…?” katanya.
Mana mampu aq menjawab, malahan om Ajie mulai meneruskan gesekkan jarinya berulang-ulang.
Tentu aja ini membuatku bertambah tak karuan, aq menggeliat-geliat kesana kemari.
“Ssshhhh… oohhh.. Oomm.. ohhhh..” erangku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku melayang entah kemana. Memekku rasanya sudah basah sekali karena aq memang bener-bener sudah sangat terangsang.
Setelah om Ajie merasa puas memainkan memekku dengan jari-jarinya, om Ajie menghentikan sejenak permainan itu, tapi kemudian wajah om ajie di dekatkan ke wajahku, aq yang belum sama sekali, dengan pikiran antara sadar dan tak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang sebenrnya sedang terjadi.
Wajah om Ajie semakin dekat dengan wajahku, kemudian bibir om ajie mendekati bibirku, lalu om Ajie menciumku dengan lembut, rasanya geli, lembut, dan basah. Namun om Ajie bukan hanya mencium, om Ajie lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya, hiii.., saranya semakin geli.., apalagi ketika lidah om Ajie memancing lidahku, sehingga aq tak tau kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah om Ajie saling membelit, tentu saja aq tambah semakin nikmat kegelian.
Tak lama kemudian om Ajie mengangkat wajahnya dan memundurkan tubuhnya, Entah permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aq toh sudah pasrah. Dan eh.., gilak.., tiba-tiba tubuh om Ajie dimundurkan ke bawah dan om Ajie tengkurap di antara kedua kakiku yang otomatis mengangkang, kepala om Ajie tepat di atas memekku dan om Ajie dengan jepat menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku, kedua pahaku dipegangnya diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala om Ajie.
Aq benar-benar terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi kedua tangan om Ajie memegang pahaku denga kencang, lalu tanpa sungkan-sungkan lagi om Ajie mulai menjilati bibir memekku.
“Auwhh..Ooommmm..!” jeritku, walaupun lidah om Ajie terasa lembut, namun jilatan om Ajie terasa menyengat memekku dan menjalar ke sekujur tubuhku, namun om Ajie yang sudah pengalaman itu, justri menjilati habis-habissan bibir memekku, lalu lidah om Ajie masuk ke dalam memekku, dan menari-nari di dalam memekku.
Lidah om Ajie menjilat-jilat seleuruh dinding memekku. Tentu aja aq makin menajdi-jadi, tubuhku mengelinjang-gelinjang dan terhentak-hentak. sedangkan kedua tanganku mencoba mendorong kepala om Ajie dari memekku, Akan tetapi usahaku itu sia-sia aja, om ajie terus melakukan aksinya dengan liar. Aq hanya bisa merintih menjerit tak karuan.
“Ogghhhh.. oommm… jangann.. teerruusskannn oomm..,.. ituu.. aaa..aaku..nggaakk.. maauuu… geliii.. sudahh…. oohhh!!!”
Aku menggleinjang-gelinjang tak karuan, menggeliat kesana kemari antara mau dan tidak biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli, bercampur dengan kenikmatan yang luar biasa sangat mendominasi seleuruh sekjuru tubuhku. Om Ajie dengan kencang memeluk kedua pahaku di antara pipinya, sehingga walaupun aq menggeliat kesana kemari, namun om Ajie tetap mendapatkan yang om Ajie inginkan.
Jilatan lidah om Ajie bener-bener membuatku bagaikan orang lupa daratan, memekku sudah bener-bener becek dibuatnya, hal ini membuat om Ajie menjadi semakin liar, om Ajie bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menydot menghispa memekku dengan kuat, membuatku jadi semakin kelojotan.
Kemudian om Ajie menghentikan sejenak jilatannya. Dengan jarinya om Ajie membelah bibir memekku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aq saat itu tidak tau apa maksud om Ajie, rupanya om Ajie mengicar klitorisku. Lalu dijilatinya klitorisku.
“Eemmhhh..” tentu aja aq menjerit kencang sekali, aq merasa seperti kesetrum, karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aq merasakannya, aq sampai mengangkat pantatku. Om Ajie malah menekan phakau ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati klitorisku sambil di sedot-sedotnya.
“Aauwh… Oomm.. oohhhh… oohhh!” jeritanku semakin liar. Tiba-tiba aq merasa sesuatu yang terama sangat, yang ingin keluar dari dalam memekku, rasanya seperti mau pipis, dan aq tak kuat menahannya, namun om Ajie yang sepertinya sudah tau, malahan menyedot klitorisku dengan kencangnya.
“Ooommmmm…., aaaaahh!” tubuhku terasa tersengat listrik bertegangan tinggi, sekujur tubuhku mengejang, tak sadar kujepit dengan kuat kepala om Ajie dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar kuat bersamaan dengan keluarnya lendir kenikmatanku, dan tampaknya om Ajie tidak menyia-nyiakan dihispanya memekku, dihisapnya seleruh lendir kenikmatanku. Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lunglai. Aq tergolek lemas.
Om ajie kemudian bangkit dan mulai melucuti pakaianya. Aq, yang baru pertama kali mengalami orgasme, merasakan tubuhku lemas tak bertenaga, sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan om Ajie. Mula-mula om Ajie melepas bajunya yang dilemparkan ke lantai, kemudian dengan cepat dia melepas celananya, sehingga kini sekarang dia hanya mengenakan celana dalam aja.
Aq agak ngeri melihat tubuh om Ajie yang tinggi besar itu tidak berpakaian. Akan tetapi ketika tatapan mataku secara tidak sengaja melihat ke bawah, aq sangat kaget melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh celana dalamnya, mencuat ke depan. Om Ajie mulai melorotkan celana dalamnya ke bawah perlahan-lahan, sambil matanya terus menatapku.
Pada waktu om Ajie membungkuk untuk melepas celana dalamnya dari kedua kakinya, aq belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu om Ajie kembali berdiri tegak, jantungku langsung berdgup kencang dan mukaku menjadi pucat kerena terkejut melihat benda yang berada di antara paha atas om Ajie. Benda tersebut besar dan panjang dengan bagian ujungnya membesar bulat berbentuk topi baja tentara.
Benda tersebut berdiri tegak menantang kearahku, yang panjangnya sekitar 19cm dengan lingkaran 6cm, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan warna kehitam-hitamman mengkilat dan pada bagian tengahnya berlubang dimana terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang disebut penis laki-laki, tampak menyeramkan. Aq menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan om Ajie terhadapku dengan penis itu.
Melihat ekspresi wajahku itu, om Ajie hanya tersenyum-senyu aja dan tangan kirinya memegang batang penisnya, sedangkan tangan kanannya mengelus bagian kepala penisnya yang keliatan makin mengkilap saja. Om Ajie kemudian melangkah mendekat ke arahku yang masih tidur terlentang lemas di atas ranjang.
Kemudian om Ajie menarik kedua kakiku, sehingga menjulur ke lantai sedangkan pantatku berada tepat di pinggir ranjang. Kedua kakiku dikangkangkannya, sehingga kedua pahaku terbuka lebar. Aq tak bisa berbuat apa-apa, karena tubuhku masih terasa lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yang sedang dilakukan om Ajie.
Kemudian om Ajie mendekat dan berdiri di tengah-tengah kedua pahaku yang sudah terbuka lebar. Dengan berlutu di lantai di tengah-tengah pahaku, penisnya tepat berhadapan dengan memekku yang sudah terkangkang itu. Tangan kiri om Ajie memegang pinggulku dan tangan kananya memegang batang penisnya.
Kemudian om Ajie menempelkan kepala penisnya pada bibir memekku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala penisnya yang besar itu mulai di gesek-gesekkannya sepanjang bibir memekku, sambil ditekannya pelan-pelan.
Suatu perasaan aneh mulai menjalar ke sekujur tubuh, tubuhku terasa panas dan memekku terasa mulai mengembung, aq agak menggelinjang-gelinjang kegelian atas perbuatan om Ajie itu dan rupanya reaksiku itu makin membuat om Ajie makin terangsang. Dengan mesra om Ajie memelukku, lalu mencium bibirku.
“Gimana Ma.., enak kan..? bisik om Ajie ditelingaku, namun aq sudah tak mampu menjawabnya, nafasku tinggal satu-satu, aq hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aq sudah tak berdaya diperlakukan begini oleh om Ajie dan tak pernah kusangka, karena sehari-hari om Ajie sangat sopan dan ramah.
Selanjutnya om Ajie merangkulkan tanganya ke pundakku dan yang satunya memegang batang penisnya sambil digesek-gesekkan ke bibir memekku, hal ini makin membuatku menjadi lemas ketika merasakan penis besar itu menyentuh bibir memekku, aq merasa takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan om Ajie, di samping pula ada perasaan bingug yang melanda pikiranku.
Batang penis om Ajie yang besar itu sudah keras sekali dan kakiku makin direnggangkan oleh om Ajie sambil salah satu dari pahaku diangkat sedikit ke atas. Aku bener-bener setengah sadar dan pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa. Kepala penis om Ajie mulai ditekan masuk ke dalam lubang memekku dan dengan sisa tenaga yang ada aq mencoba mendorong tubuh om Ajie untuk menahan masuknya batang penis itu, tapi om Ajie berkata tidak akan dimasukkan semua cuma di tempelkan saja. Aq membiarkan penisnya itu ditempelkan di bibir memekku.
Tapi tak lama kemudian dengan perlahan penisnya itu ditekan-tekan ke dalam lubang memekku, sampai kepala penisnya sedikit masuk ke bibir memekku. Memekku menjadi sangat becek, dengan sekali dorongan kepala penis om Ajie ini masuk kedalam lubang memekku, gerakan ini membuatku kaget karena tak menyangka om Ajie akan memasukkan penianya ke dalam memekku seperti apa yang dikatakan olehnya.
Tusukkan penis omAjie ini membuat memekku terasa mengembang dan sedikit perih, seluruh kepala kemaluan om Ajie sudah berada di dalam lubang memekku dan selanjutnya om Ajie mulai menggerakan kepala kemaluannya keluar masuk dan selang sesaat aq mulai menjadi biasa lagi, perasaan nikmat mulai menjalar ke sekujur tubuhku, terasa ada yang mengganjal dan membuat memekku serasa penuh, tanpa sadar dari mulutku keluar suara,
“Emmhhhh… sshhhh.. oohh.. ohh.. oommm… nikmaattt… ommm.. nikmaattt!”
Aq mulai terlena oleh kenikmatan dan pada saat itu, tiba-tiba om Ajie menusuk batang kemaluannya dengan cepat dan kuat, sehingga batang kemaluannya menerobos masuk lebih dalam lagi dan merobek selaput darahku dan aq pun menjerit kencang karena terasa sakit pada bagian dalam memekku oleh batang kemaluan om Ajie yang terasa membelah memekku
“Aauuwwwhhhh… sakit banget oommmm… sudahh ommm sudahhhh… jangannnn.. diterussiinn” aq meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong tubuh om Ajie, tapi sia-sia saja. Om Ajie mencium bibirku dan tangannya yan lain mengelus-elus toketku untuk menutupi teriakan dan menenangkanku.
Tangan yang lain menahan kuat bahuku sehingga aq tak dapat berkutik. Tubuhku cuma bisa mengeliat dan pantatku kucoba menarik keatas tempat tidur untuk menghindari tekanan batang kemaluan om Ajie ke dalam lubang memekku, tapi karena tangan om Ajie menahan pundakku, maka aq tak bisa menghindari msauknya batang kemaluan om Ajie lebih dalam ke lubang memekku.
Rasa sakit masih terasa olehku dan om Ajie membiarkan batang kemaluannya diam saja tanpa bergerak sama sekali untuk membuat memekku terbiasa dengan batang kemaluannya yang besar panjang itu.
“Om Ajie.., kenapa dimasukkin semua, kan.., janjinya cuma digesek-gesek aja?” kataku melas, tapi om Ajie diam hanya senyum-senyum saja.
Aq merasakan batang penis om Ajie itu, terasa besar dan mengganjal saranya memenuhi selurung lubang memekku. Serasa sampai ke perutku karena panjangnya batang kemaluan om Ajie tersebut. Saat aq sudah mulai tenang, om Ajie kemudian mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur batang kemaluannya mengocok memekku.
Tubuhku terhentak-hentak dan mengglepar-glepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar,”Ssshhh… mmhhhh… aghh.. aaghhh” dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda kesekujur tubuhku, bayangan hitam mentupi seluruh pandanganku, sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar dimataku. Sensasi itu sudah tak dapat dikendalikan lagi oleh pikiran normalku, sekujur tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak.
Toketku terasa mengeras dan outingku mengang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku menglepar-glepar di atas ranjang. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari jariku menggenggam erat sprei ranjang, tubuhku mengejang, meronta dibawah tekanan tubuh om Ajie ketika aq mengalami orgasme yang sangat dahsyat.
Aq merasakan kenikmatan berdesir dari memekku, menghantarkan rasa nikmat ke sekujur tubuhku selama beberapa detik terasa tubuhku melayang-layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak berdaya, tergeletak lemas di atas ranjang.
Melihat kondisiku om Ajie makin terangsang, sehingga dengan buasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga seluruh batang kemaluan om Ajie terbenam di lubang memekku. Aq hanya bisa menggelinjang lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa klitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang kemaluan om Ajie yang besar dan panjang itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan. Hampi 60 menit lamanya om Ajie mempermainkanku sesuka hatinya, dan saat itu pula aq beberapa kali maraih orgasme dan setiap terjadi, selama satu menit aq merasakan memekku berdenyut-denyut dan mencengkram kuat batang kemaluan om Ajie, sampai akhirnya pada suatu saat om Ajie berbisik dengan sedikit tertahan”
“Aaghh.. Salma.. Salmaa.. aakkuuu.. mauu.. keluaarrrr!! Aagghhh… Oghhhh…Ouuugghhhh!”.
Tiba-tiba om Ajie bangkit dan menarik keluar batang kemaluannya dar lubang memekku. Sedetik kemudian,
“Croott.. crott.. crott” pejuhnya menyembur di atas perutku. Tanganya dengan gerakan cepat mengocok-ngocok batang kemaluannya seolah ingin mengeluarkan semua pejuhnya tanpa sisa.
“Ooohhhhh…” om Ajie mendesis panjang dan kemudian menarik nafas dengan lega.
Dibersihkannya pejuh yang berceceran diperutku. Setelah itu kami berdua tergeletak lemah sambil mengatur nafas kami yang masih terengah-engah sewaktu mancapai puncak kenikmatan tadi. Dipandangi wajahku yang masih penuh dengan peluh untuk kemudia disekanya. Dikecupnya bibirku dan tersenyum.
“Makasih Salma sayang..” bisik mesra om Ajie. Dan akhirnya aq yang sudah benar-benar lemas terlelap di pelukan om Ajie.
Setelah kejadian itu, pada mulanya aq benar-benar terasa gamang, perasaan-perasaan aneh menyelimuti diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aq bangun dari tidurku om Ajie berupaya menenangkan dengan halus.
Namun entah mengapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aq jadi kepengen lagi, memang kalau diingat-ingat sebenranya nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah aq mampir ke eumah om Ajie, tentu saja aq malu untuk mengatakannya, aq hanya pura-pura ngobrol sana sini, sampai akhirnya om Ajie menawarkan lagu untuk berhubungan intim, barulah aq menjawabnya dengan mengangguk malu.
Begitulah akhir cerita seks nyataku ini, cerita pengalaman pertama kali aq merasakan kenikmatan surga dunia.

Share:

Comments

Header Ads

BTemplates.com

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Recent in Sports

Comments

Popular